Pertanyaan:
Bagaimanakah kedudukan shadaqah
di bulan Ramadhan?
Jawaban:
Shadaqah di bulan Ramadhan lebih utama dibandingkan di luar
Ramadhan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya
dengan bulanmuwasah/saling
tolong menolong. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat
dermawan di bulan Ramadhan, tepatnya ketika malaikat Jibril menemuinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih
dermawan terhadap hartanya daripada angin yang berhembus.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa memberi buka puasa pada orang yang berpuasa maka
baginya semisal pahala mereka tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala mereka.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Darimi. Hadits
ini dishohihkan oleh Al-Albani)
Hadits ini
menunjukkan keutamaan shadaqah di bulan Ramadhan, terlebih lagi bulan Ramadhan adalah
bulan puasa. Orang-orang yang kekurangan ditimpa rasa lapar
dan haus, namun di tangannya hanya ada sedikit harta. Sehingga ketika ada orang
yang mendermakan hartanya kepada mereka pada bulan tersebut, mereka mendapatkan
bantuan untuk menaati Allah ta’ala di bulan tersebut.
Ketaatan yang dilakukan pada waktu atau tempat yang memiliki
keutamaan menyebabkan amalan tersebut berlipat-lipat. Oleh sebab itu pahala
amalan menjadi berlipat-lipat disebabkan kemuliaan suatu waktu sebagaimana juga
berlipat-lipat karena kemuliaan suatu tempat. Seperti shalat di Masjidil Haram
dan Masjid Nabawi. Shalat di masjidil haram senilai dengan 100.000 shalat di
masjid lainnya dan shalat di
Masjid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah
senilai dengan 1000 kali shalat di masjid yang
lainnya. Hal ini disebabkan karena kemuliaan suatu tempat. Maka demikian juga,
kemuliaan suatu waktu menyebabkan amalan-amalan kebaikan
yang dikerjakan di dalamnya menjadi berlipat-lipat. Sedangkan waktu yang paling
besar kemuliaannya adalah bulanRamadhan. Allah menjadikannya sebagai ajang bagi
hamba-Nya untuk melakukan kebaikan, ketaatan serta untuk menaikkan derajat.
(Fatwa Syaikh Shalih Al-Fauzan dari kitab Al Muntaqa Min Fatawa Asy
Syaikh al Fauzan)
***
Penerjemah: Sigit Hariyanto
Muroja’ah: Ustadz Aris Munandar
Sumber: www.muslim.or.id
Muroja’ah: Ustadz Aris Munandar
Sumber: www.muslim.or.id
0 komentar:
Posting Komentar