Dzikir Ketika Melihat Hilal
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam ketika melihat hilal beliau membaca,
اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا
بِالْيُمْنِ وَالإِِيمَانِ ، وَالسَّلامَةِ وَالإِِسْلامِ ، رَبِّي وَرَبُّكَ
اللَّهُ
“Allahumma ahillahu
‘alayna bilyumni wal iimaani was salaamati wal islaami. Robbii wa Robbukallah.
[Ya Allah, tampakkan bulan itu kepada kami dengan membawa keberkahan dan
keimanan, keselamatan dan Islam. Rabbku dan Rabbmu (wahai bulan sabit) adalah
Allah]” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ad Darimi. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan bahwa hadits ini hasan karena memiliki penguat dari hadits
lainnya)
Ucapan Ketika Dicela atau
Diganggu (Diusilin) Orang Lain
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ
جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ
“Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat
usil padamu, katakanlah padanya, “Inni
shoo-imun, inni shoo-imun [Aku sedang puasa, aku
sedang puasa]”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shohih). An Nawawi mengatakan, “Termasuk yang dianjurkan adalah jika
seseorang dicela oleh orang lain atau diajak berkelahi ketika dia sedang
berpuasa, maka katakanlah “Inni shoo-imun,
inni shoo-imun [Aku
sedang puasa, aku sedang puasa]”, sebanyak dua
kali atau lebih. (Al Adzkar,
183)
Do’a Ketika Berbuka
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam ketika berbuka membaca,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ
الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Dzahabazh zhoma-u
wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah [Rasa
haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya
Allah]” (HR. Abu Daud. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Adapun mengenai do’a berbuka yang biasa tersebar di tengah-tengah kaum
muslimin: “Allahumma laka
shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthortu….”,
perlu diketahui bahwa ada beberapa riwayat yang membicarakan do’a ketika
berbuka semacam ini. Di antaranya adalah dalam Sunan Abu Daud no. 2357,
Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal
Lailah no. 481 dan no. 482. Namun hadits-hadits yang membicarakan hal ini adalah
hadits-hadits yang lemah. Di antara hadits tersebut ada
yang mursal yang dinilai lemah oleh para ulama pakar hadits. Juga ada perowi
yang meriwayatkan hadits tersebut yang dinilai lemah dan pendusta oleh para
ulama pakar hadits. (Lihat Dho’if
Abu Daud no. 2011 dan catatan kaki Al Adzkar yang
ditakhrij oleh ‘Ishomuddin Ash Shobaabtiy)
Do’a Kepada Orang yang Memberi
Makan dan Minum
Ketika Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat kepalanya ke
langit dan mengucapkan,
أَللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ
أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى
“Allahumma ath’im man ath’amanii
wa asqi man asqoonii” [Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang
yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi
minuman kepadaku] (HR. Muslim no. 2055)
Do’a Ketika Berbuka Puasa di
Rumah Orang Lain
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam ketika disuguhkan makanan oleh Sa’ad bin
‘Ubadah, beliau mengucapkan,
أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُونَ
وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الأَبْرَارُ وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ
“Afthoro ‘indakumush
shoo-imuuna wa akala tho’amakumul abroor wa shollat ‘alaikumul malaa-ikah[Orang-orang
yang berpuasa berbuka di tempat kalian, orang-orang yang baik menyantap makanan
kalian dan malaikat pun mendo’akan agar kalian mendapat rahmat].” (HR. Abu Daud
dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Do’a Setelah Shalat Witir
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam biasa pada saat witir membaca surat “Sabbihisma Robbikal a’laa”(surat
Al A’laa), “Qul yaa ayyuhal
kaafiruun” (surat Al Kafirun), dan “Qul huwallahu ahad” (surat Al
Ikhlas). Kemudian setelah salam beliau mengucapkan
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
“Subhaanal malikil qudduus”,
sebanyak tiga kali dan beliau mengeraskan suara pada bacaan ketiga. (HR. Abu
Daud dan An Nasa-i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam juga mengucapkan di akhir witirnya,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ
بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ
لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
“Allahumma inni a’udzu bi
ridhooka min sakhotik wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa
uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik” [Ya
Allah, aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan
kesalamatan-Mu dari hukuman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku
tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah
sebagaimana yang Engkau sanjukan kepada diri-Mu sendiri]. (HR. Abu Daud,
Tirmidzi, An Nasa-i dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih)
Do’a di Malam Lailatul Qadar
Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do’a pada
lailatul qadar, lebih-lebih do’a yang dianjurkan oleh suri tauladan kita –Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam– sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah.
Beliau radhiyallahu ‘anha berkata, “Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika
aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di
dalamnya?” Beliau menjawab, “Katakanlah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ
تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
‘Allahumma innaka ‘afuwwun
tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ [Ya Allah sesungguhnya
Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah
aku].” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih) (Artikel www.muslim.or.id)
0 komentar:
Posting Komentar