Keutamaan Dzikir ‘Subhanallah
Alhamdulillah Allahu Akbar’
1. Rasulullah SAW.
bersabda, “Lazimkan membaca subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah
wallahu akhbar, kerana semua itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana gugurnya
daun dari pohon”. (HR Ibnu Majah)
2. Abu Hurairah
meriwayatkan Rasulullah SAW. berkata : “Membaca Subhanallah walhamdulillah wala
ilaha illallah wallahu akbar lebih aku sukai daripada seisi dunia.” (Hadith
Riwayat Muslim)
3. Dari Samuroh bin Jundub,
ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada empat
ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah, (2) Alhamdulillah, (3)
Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana
saja kamu memulai” (HR. Muslim no. 2137).
4. Dari Abu Hurairah, dia
berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Sesungguhnya
membaca “subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar (Maha
Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah, dan Allah Maha Besar)” adalah lebih aku cintai daripada segala
sesuatu yang terkena sinar matahari.” (HR. Muslim no. 2695).
Al Munawi rahimahullah
mengatakan, “Segala sesuatu yang dikatakan antara langit dan bumi, atau
dikatakan lebih baik dari sesuatu yang terkena sinar matahari atau
tenggelamnya, ini adalah ungkapan yang menggambarkan dunia dan seisinya.” Dari
sini menunjukkan bahwa keempat kalimat tersebut lebih baik daripada dunia
seisinya.
5. Dari Ummi Hani’ binti
Abu Thalib dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewatiku
pada suatu hari, lalu saya berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, saya sudah
tua dan lemah, maka perintahkanlah kepadaku dengan amalan yang bisa saya
lakukan dengan duduk.” Beliau bersabda: “Bertasbihlah kepada Allah seratus
kali, karena itu sama dengan kamu membebaskan seratus budak dari keturunan
Isma’il. Bertahmidlah kepada Allah seratus kali karena itu sama dengan seratus
kuda berpelana yang memakai kekang di mulutnya, yang kamu bawa di jalan Allah.
Bertakbirlah kepada Allah dengan seratus takbir karena ia sama dengan seratus
unta yang menggunakan tali pengekang dan penurut. Bertahlillah kepada Allah
seratus kali.” Ibnu Khalaf berkata; saya mengira beliau bersabda: “Karena ia
memenuhi di antara langit dan bumi, dan pada hari ini tidaklah amalan seseorang
itu diangkat kecuali akan didatangkan dengan semisal yang kamu lakukan itu.”
(HR. Ahmad)
6. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang di muka
bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, wallahu akbar, subhanallah, wal
hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya
akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Ahmad 2/158, sanadnya
hasan)
7. Dari Ibnu Mas’ud, ia
berkata, Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam bersabda, “Aku pernah
bertemu dengan Ibrahim pada malam ketika aku diisra`kan, kemudian ia berkata,
‘Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku kepada umatmu, dan beritahukan kepada
mereka bahwa Surga debunya harum, airnya segar, dan surga tersebut adalah
datar, tanamannya adalah kalimat: Subhaanallaahi wal hamdu lillaahi laa ilaaha
illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada
tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar).” (HR.
Tirmidzi)
8. Dari Abu Sa’id Al Khudri
dan Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah telah memilih empat perkataan: subhanallah (Maha suci
Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) dan laa ilaaha illa allah
(tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah) dan Allahu akbar
(Allah maha besar). Barangsiapa mengucapkan subhaanallah, maka Allah akan
menulis dua puluh kebaikan baginya dan menggugurkan dua puluh dosa darinya, dan
barangsiapa mengucapkan Allahu Akbar, maka Allah akan menulis seperti itu juga,
dan barangsiapa mengucapkan laa Ilaaha illallah, maka akan seperti itu juga,
dan barangsiapa mengucapkan alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin dari relung hatinya
maka Allah akan menulis tiga puluh kebaikan untuknya dan digugurkan tiga puluh
dosa darinya.” (HR. Ahmad 2/302. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa
sanadnya shahih)
Kedahsyatan
Dzikir ‘Subhanallah Alhamdulillah Allahu Akbar’
Sahabat mulia Abdullah bin
‘Abbas radhiyallahu ‘anhu menuturkan,
“Ketika Allah SWT
menciptakan Arasy, Allah memerintahkan para malaikat pemikul Arasy agar memikul
Arasy tersebut. Lalu mereka merasa berat memikulnya, Maka Allah berfirman,
“Bacalah, subhanallah,” para malaikat pun membaca subhanallah, hingga mereka
merasa ringan memikul Arasy.
Malaikat-malaikat terus
membaca subhanallah sepanjang masa sampai Allah menciptakan Nabi Adam as.
Ketika Nabi Adam as bersin, Allah mengilhami kepadanya agar membaca
Al-hamdulillah. Maka Allah berfirman, “Yarhamuk rabbuk (semoga Allah
memberkatimu). Karena itulah Aku menciptakanmu, wahai Adam”.
Para malaikat berkata, ini
adalah kalimat kedua yang Agung, dan kami tidak boleh melupakan kalimat ini.
Mereka menyambungkan kalimat tersebut dengan kalimat pertama sehingga sepanjang
masa malaikat membaca, “Subhanallah wal hamdu lillah”. Malaikat-malaikat terus
membaca kalimat tersebut sampai Allah mengutus Nabi Nuh as.
Dalam sejarah disebutkan
bahwa kaum Nabi Nuh as adalah orang pertama yang menjadikan berhala sebagai
sesembahan. Lalu Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh as agar ia menyuruh kaumnya
untuk mengatakan “Laa Ila ha Illallah”, hingga Allah meridhai mereka.
Malaikat berkata, Ini
adalah kalimat ketiga yang agung yang kami gabungkan dengan dua kalimat
sebelumnya. Mereka pun mulai membaca, “Subhanallah Walhamdulillah Wala Ilaha
Illallah”. Kalimat ini terus diucapkan para malaikat sampai Allah mengutus Nabi
Ibrahim alaihissalaam.
Allah memerintahkan Nabi
Ibrahim agar mengurbankan anak kesayangannya, Ismail. Kemudian Allah
menggantikannya dengan seekor domba. Ketika Nabi Ibrahim melihat domba
itu ia berkata, “Allahu Akbar”, sebagai luapan kegembiraannya.
Malaikat berkata, ini
adalah kalimat keempat yang agung. Kami akan menggabungkannya dengan ketiga
kalimat sebelimnya, Akhirnya para malaikat itu mulai membaca “Subhanallah
Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahu Akbar”.
Waktu malaikat Jibril
menceritakan hal ini kepada Rasulullah, maka karena kekagumannya, berilau
berkata “La hawla wala quwwata illa billahi’l-‘Aliyyi’l-Adhim” Maka, Jibril
berkata, Ini adalah kalimat penutup dari empat kalimat agung sebelumnya.
Diriwayatkan bahwa Nabi
Musa as berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana saya dapat membedakan antara orang
yang Engkau cintai dan orang yang Engkau benci?”
Allah menjawab, “Hai Musa,
sesungguhnya jika Aku mencintai seorang hamba, maka Aku akan menjadikan dua
tanda kepadanya”
Musa bertanya, “Wahai
Tuhanku, apa kedua tanda itu?” Allah menjawab,
“Aku akan mengilhami
kepadanya agar ia bedzikir kepada-Ku, agar Aku dapat menyebutnya di
kerajaan-Ku, agar ia tidak terjerumus ke dalam azab dan siksa-Ku”.
“Hai Musa, jika Aku
membenci seorang hamba, maka aku akan menjadikan dua tanda kepadanya.”
Musa bertanya, “Wahai
Tuhanku, apa kedua tanda itu?” Allah menjawab,
“Aku akan melupakannya
berdzikir kepada-Ku dan Aku akan melepaskan ikatan antara dirinya dan jiwanya,
agar dia terjerumus ke dalam lautan murka-Ku sehingga ia merasa siksa-Ku”.
Sahabat mulia Mu’adz ibn
Jabal berpesan, “Tidak ada satu amalan pun yang dapat menyelamatkan manusia
dari siksa Allah, selain zikir kepada Allah.” Ditanyakan kepadanya, “Tidak juga
jihad di Jalan Allah?”
Mu’adz menjawab, “Tidak
juga jihad di jalan Allah. Bukankah Allah telah berfirman, “…dan sesungguhnya
mengingat Allah adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah–ibadah lainnya (QS.
al_ankabut 45). (kabarmakkah)
0 komentar:
Posting Komentar