Selasa, 26 Juni 2018

Dzikir Bukti Cinta





Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata, “Bagi seorang yang jatuh cinta, nama kekasih yang dicintainya tentu tidak akan lenyap dari dalam hatinya. Seandainya dia dibebani untuk melupakan kekasihnya dari ingatannya niscaya dia tidak mampu melakukannya. Seandainya dibebani untuk menahan lisan dari menyebut-nyebutnya niscaya dia pun tidak sanggup bersabar menahannya.” (lihat Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam, hal. 560)
Imam asy-Syafi’i rahimahullah menyebutkan tiga buah amal yang paling utama, yang pertama kali beliau sebutkan adalah, “Berdzikir kepada Allah ta’ala.” (lihat Bustan al-‘Arifin oleh Imam an-Nawawi, hal. 99)
Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah berkata, “Tidaklah samar bagi setiap muslim tentang urgensi dzikir dan begitu besar faidah darinya. Sebab dzikir merupakan salah satu tujuan termulia dan tergolong amal yang paling bermanfaat untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Allah telah memerintahkan berdzikir di dalam al-Qur’an al-Karim pada banyak kesempatan. Allah memberikan dorongan untuk itu. Allah memuji orang yang tekun melakukannya dan menyanjung mereka dengan sanjungan terbaik dan terindah.” (lihat dalam Fiqh al-Ad’iyah wa al-Adzkar [1/11])
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata, “Sesungguhnya dzikir kepada Allah akan menanamkan pohon keimanan di dalam hati, memberikan pasokan gizi dan mempercepat pertumbuhannya. Setiap kali seorang hamba semakin menambah dzikirnya kepada Allah niscaya akan semakin kuat pula imannya.” (lihat at-Taudhih wa al-Bayan li Syajarat al-Iman, hal. 57)
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Hal itu [dzikir] adalah ruh dalam amal-amal salih. Apabila suatu amal tidak disertai dengan dzikir maka ia hanya akan menjadi ‘tubuh’ yang tidak memiliki ruh. Wallahu a’lam.” (lihat Madarij as-Salikin [2/441]) – (almubarok)


0 komentar:

Posting Komentar